Inilah Rapor Para Pemimpin Negara Asia-Australia 2016

By Esa - Friday 30 December 2016 5 Comments
Jalan Semut- Di akhir tahun ini tepatnya pada tanggal 29 Desember 2016 Bloomberg mengeluarkan penilaian/rapor untuk para pemimpin di Asia dan Australia. 

Penilaiannya berdasarkan dari tiga hal, yaitu nilai tukar mata uang, pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada Gross Domestic Product (GDP), dan angka dukungan atau biasa disebut approval rating. Inilah rapor delapan pemimpin di tahun 2016 di tulis ulang dari Liputan6 yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (30/12/2016).
























1. Presiden China, Xi Jinping

Nilai Tukar Renminbi : melemah 6,63 persen
GDP : stabil di angka 6,7 persen
Approval Rating : data tidak tersedia
Presiden Xi Jinping China merupakan presiden yang cukup bersinar di kancah internasional.
China yang diprediksi akan memimpin perdagangan bebas Asia berdasarkan nasib perjanjian Kerja Sama Trans Pasifik (TPP) tak jelas saat Donald Trump menjadi presiden AS 2016. Lalu, di bulan september untuk pertama kalinya China mejadi tuan rumah KTT G-20.

2. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe

Nilai Tukar Yen: menguat 2,25 persen
GDP: turun menjadi 0,9 persen
Approval Rating: turun menjadi 50 persen
50 persen merupakan angka dukungan yang dapat meyakinkan Shinzo Abe agar kembali mencalonkan diri dalam pemilu 2017 walaupun mengalami penurunan. Hal dapat membuat dirinya bergelar sebagai pemimpin terlama sejak Perang Dunia II.
Abe mengamati perkembangan sengketa wilayah dengan Rusia dalam kepemimpinannya. Dia juga mengunjungi USS Arizona di Pearl Harbor setelah menjadi PM pertama Jepang, dalam memperingati peristiwa besar di Amerika pada 1941.

3. Perdana Menteri India, Narendra Modi

Nilai Tukar Rupee: melemah 3,06 persen
GDP: turun menjadi 7,3 persen
Approval Rating: 81 persen
PM Narendra Modi menghapuskan 86 persen hard currency pada 8 November lalu, dia telah mengambil risiko yang menimbulkan kesulitan pada jutaan masyarakat demi melaksanakan visi India modern, india yang bebas korupsi, hambatan perdagangan internal yang lebih sedikit, dan batas lebih keras untuk Pakistan.

4. Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye

Nilai Tukar Won Korsel: melemah 2,87 persen
GDP: turun menjadi 2,6 persen
Aprroval Rating: turun 4 pesen
Pemimpin perempuan berusia 64 tahun ini berada dalam posisi terburuk selama tahun 2016.
Park Geun-hye diminta untuk mengundurkan diri pada 9 Desember setelah terlibat skandal korupsi.
Park hampir kehilangan jabatan sebagai presiden lalu pemilu akan dilaksanakan 60 hari setelahnya. Sekarang perdana menteri telah menggantikannya untuk sementara waktu.

5. Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull

Nilai Tukar Dolar Australia: melemah 1,03 persen
GDP: naik menjadi 1,8 persen
Approval Rating: turun menjadi 45 persen
Selama 2016, perdana menteri Austraia berusaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang macet.
Karena adopsi kebijakannya yang bertentangan dengan isu-isu perubahan iklim dan pernikahan sesama jenis, popularitas PM Malcolm Turnbull menurun.

6. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak

Nilai Tukar Ringgit Malaysia: melemah 4,26 persen
GDP: naik menjadi 4,3 persen
Approval Rating: data tidak tersedia
Departemen Kehakiman Amerika Serikat berencana menyita dana 1MDB Malaysia lebih dari US$ 1 miliar, atau setara dengan Rp 13 triliun atas dugaan penyalahgunaan. Waktu itu perdana Menteri Malaysia menjadi sorotan dunia atas skandal badan investasi negara 1MDB. 
Di tahun esok, PM Najib Razak harus memeriksa meningkatnya biaya hidup, dan menjaga defisit fiskal tetap di bawah kontrol agar investor tetap ada.

7. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte

Nilai Tukar Peso: melemah 5,29 persen
GDP: naik menjadi 7,1 persen
Approval Rating: naik menjadi 83 persen
Karena tindakannya dalam memerangi narkoba yang telah menewaskan sekitar 5.000 orang, Rodrigo Duterte mendapatkan kritik dari internasional namun dia tetap meraih kepopuleran di Filipina.
Pemerintah Filiphina yang makin mempererat kerja samanya dengan China. Juga kerap mengeluarkan pernyataannya kepada Amerika

8. Presiden Indonesia, Joko Widodo

Nilai Tukar Rupiah: menguat 2,41 persen
GDP: naik menjadi 5,02 persen
Approval Rating: naik menjadi 69 persen
Berdasarkan rapornya Presiden Joko Widodo, adalah satu-satunya pemimpin Asia versi Bloomberg yang mendapatkan rapor hijau selama pemerintahannya di tahun 2016, Nilai tukar rupiah yang menguat, GDP yang meningkat juga dukungannya naik memang menjadi kabar baik

Itulah Rapor Para Pemimpin Negara Asia-Australia 2016 yang ditulis ulang dari Liputan6 yang dikutip dari Bloomberg.


(Esa MBF)

5 comments to ''Inilah Rapor Para Pemimpin Negara Asia-Australia 2016"

ADD COMMENT
  1. Wow, indonesia meningkat ketika presiden jokowi memerintah. Nice Info (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya gan, jokowi memang baik menurut saya. Kapan kapan kesink lagi. Jalan semut

      Delete
  2. HAHAHAHAHAHAHA,................ LUCU BANGET,... RUPIAH MENGUAT :D

    ReplyDelete
  3. Jokowi mantep Rupiah Menguat 😂

    ReplyDelete